Sabtu, 01 Maret 2014

Baterai dari Kulit Pisang?

Krisis energi adalah masalah yang sangat fundamental, khususnya masalah energi listrik. Energi listrik merupakan energi yang sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sumber energi listrik yang berasal dari batu bara dan minyak bumi, tidak ramah lingkungan karena menimbulkan polusi udara, dan untuk memperbaharuinya memerlukan waktu yang lama.
Untuk itu sumber-sumber energi baru perlu diberdayakan karena penggunaan bahan bakar seperti fosil akan habis kurang lebih 17 tahun mendatang (Kadir, 1995).

Baterai merupakan salah satu sumber energi yang sekali habis pakai. Baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu: batang karbon sebagai anoda (kutub positif), seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif), dan pasta sebagai elektrolit (penghantar). Salah satu komponen baterai yang dapat diperbaharui adalah pasta baterai. Baterai yang setelah pakai biasanya dibuang atau tidak dimanfaatkan lagi. Hal ini tentu saja tidak hemat dari segi energi maupun biaya. Selain itu baterai bekas yang dibuang ke tanah akan menghasilkan limbah yang sulit terurai secara alami. Ditambah lagi dari dampak yang ditimbulkan dari pasta baterai yang telah mencemari tanah, karena kandungan pasta baterai tersebut merupakan bahan-bahan kimia yang bersifat racun terhadap kesuburan tanah apabila kandungan pasta baterai tersebut mencemari tanah maka dapat mengurangi kesuburan tanah.

Kebutuhan akan sumber energi baru sedang giat-giatnya dicari dan dikembangkan seiring dengan berkembangnya bioteknologi. Pencarian sumber energi listrik juga difokuskan berasal dari bahan-bahan organik yang ramah lingkungan, aman bagi manusia, mudah didapat, serta dapat terus diperbaharui.

Limbah kulit pisang memiliki banyak manfaat, seperti sebagai bahan pembuatan pasta pada baterai. Cara membuat pasta dari kulit pisang cukup mudah dan pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai pengganti pasta baterai sangat bermanfaat bagi masyarakat.


Adapun beberapa proses pembuatannya, sebagai berikut:
  1. Menyiapkan baterai bekas, bongkar, dan keluarkan serbuk elektrolit baterai hingga bersih (Jangan membuang batang arag baterai, usahakan untuk tidak patah, tergores, atau cacat).
  2. Menyiapkan kulit pisang dan potong kecil-kecil.
  3. Memasukkan kulit pisang yang telah dipotong tersebut kedalam baterai dan kembalikan posisi batang arang ke posisi semula.
  4. Menutup rapat komponen baterai tersebut seperti semula
  5. Menguji bio baterai dengan multimeter.
  6. Jika indikator tegangan arus listrik mengindikasikan adanya hasil yang diukur, maka selanjutnya dilakukan uji coba pada lampu LED (Light Emitting Diode).


5 komentar:

vivi ria anggraeni mengatakan...

aku kan buat ini sebgai tugas KIR,tapi gagal,,,yang salah apa? ?pisang yang bagus apa??

Angga Iswara mengatakan...

Terimakash atas pertanyaannya,..
proses pembuatannya sudah benar?
Coba gunakan jenis Pisang Ambon...

Unknown mengatakan...

bahan bahn apa aja ya?......

Angga Iswara mengatakan...

Udah ada di atas mas brooowww....

Putra mengatakan...

gan supaya bisa tahan lama harus diapakan?? thankss