Jumat, 27 Juni 2014

Pola Ruang, Masa, dan Sirkulasi


1. Latar Belakang


Bangunan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling utama pada masa sekarang, sama halnya dengan makanan dan kebutuhan pokok lainnya, bangunan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Tanpa adanya suatu bangunan manusia tidak akan bisa melakukan berbagai aktivitas dalam melakukan kehidupan misalnya seperti tidur, masak, mandi dan lain sebagainya. 

Bangunan merupakan suatu kebutuhan pokok yang tidak mungkin bisa digantikan posisinya di dalam kehidupan manusia karena berbagai kegiatan manusia akan dilakukan di bangunan tersebut. Untuk sebagian orang zaman sekarang, sebuah bangunan tidak hanya sebagai tempat melakukan aktifitas sehari-hari tetapi juga bangunan dapat sebagai gaya hidup (life style) bagi pemiliknya untuk meningkatkan derajat kehidupan bagi pemiliknya serta bangunan juga menunjukkan suatu kualitas hidup bagi pemiliknya. Menurut Marcus Vituvius Pollio, setiap bangunan harus memiliki 3 aspek arsitektur yang mengawali proses perancangan yaitu fungsi, struktrural (kekokohan), dan keindahan (estetika).

Ketiga elemen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam proses perancangan karena ketiganya memiliki peran yang sangat penting. Ketiga elemen tersebut yang nantinya memberikan suatu kenyamanan dalam sebuah bangunan yang membuat penghuninya betah untuk tinggal di dalamnya. Bangunan akan nyaman jika dalam proses perancangannya sudah memperhitungkan berbagai aspek yang memenuhi seperti pola, sirkulasi, ruang luar. Pola akan sangat berhubungan dengan penataletakan masa bangunan, yang nantinya akan memberikan solusi dalam meletakkan bangunan berdasarkan tempat dimana bangunan akan dibangun. 

Sirkulasi akan sangat penting dengan bangunan karena merupakan suatu akses yang digunakan untuk menuju bangunan baik dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan sehingga sirkulasi harus memberikan suatu kenyamanan bagi penggunanya. Ruang luar nantinya akan sangat berhubungan dengan penataan lansekap yang akan memberikan rasa nyaman penggunan bangunan baik di dalam maupun di luar bangunan, hal ini yang akan dipengaruhi oleh elemen-elemen luar.


2. Pola Penempatan Masa Bangunan

Pola merupakan suatu yang mengungkapkan skema organisasi struktural mendasar yang mencangkup suatu penataletakan masa, baik itu bangunan maupun lingkungan, yang menciptaan suatu hubungan keseimbnagan dan keselarasan. Untuk jenis pola masa dapat dibagi menjadi beberapa yaitu (Yadnya, 2012):

a. Monolit (Tunggal)
  • Dimensi bangunan besar dan tinggi.
  • Hubungan kegiatan sangat kompak.
  • Cocok dikembangkan pada tapak pada tapak dengan luas tanah terbatasdan harga mahal.
  • Cocok dikembangkan pada tapak yang relatif datar.
  • Kesan formal. 
Gambar 1. Contoh Pola Monolit

b. Kompak
  • Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
  • Hubungan kegiatan kompak.
  • Cocok dikembangkan pada tapak yang luas terbatas dan hargga mahal
  • Cocok dikembangkan pada tapak datar.
  • Kesan informal.
Gambar 2. Contoh Pola Kompak 
c. Linear

  • Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
  • Hubungan aktivitas kurang kompak menjadi tidak efisien dan efektif bila panjang jalur menjadi sangat panjang.
  • Kurang cocok diterapkan pada tapak yang luas.
  • Cocok diterapkan pada tapak miring.
  • Kesan informal dan formal

Gambar 3. Contoh Pola Menyebar Linear

d. Grid (Papan Catur)

  • Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
  • Hubungan aktivitas kurang kompak.
  • Sangat cocok dikembangkan pada tapak luas.
  • Sanagt cocok dikembangkan pada tapak datar.
  • Kesan informal dan monoton.

Gambar 4. Contoh Pola Menyebar Grid

e. Cluster

  • Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
  • Hubungan kegiatan ruang kompak (komunikasi berjenjang antar kelompok jauh dalam kelompok dekat)
  • Cocok dikembangkan pada tapak luas.
  • Cocok dikembangkan pada tapak datar.
  • Kesan informal.

Gambar 5. Contoh Pola Menyebar Cluster
f. Memusat

  • Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
  • Hubungan kegiatan kurang kompak.
  • Cocok dikembangkan pada tapak luas.
  • Cocok dikembangkan pada tapak datar.
  • Kesan informal.

Gambar 6. Contoh Pola Menyebar Memusat
Menurut Dharma Yadnya (2012) pengembangan konsep bentuk dan pola massa pada tapak memenuhi kreteria: 1) memenuhi tuntutan fungsi bangunan pada tapak, 2) kaidah-kaidah orientasi, dan 3) kaidah-kaidah estetika berupa irama, tekanan, keseimbangan, proporsi dan skala. Tidak seluruh bentuk dasar dari massa dapat dikembangkan, pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan dengan memperhatikan kriteria tersebut.

Dharma Yadnya (2012) juga mengemukakan bahwa dalam pengambangan bentuk dasar massa dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni: 1) menggabungkan kedua bentuk dasar massa baik lingkaran, segitiga dan persegi, dengan penambahan atau pengurangan dan 2) mengkombinasikan kedua benntuk dasar atau lebih dengan teknik penambahan atau pengurangan.

Pengembangan pola massa dengan bentuk dasar sama dengan menggunakan teknik pengurangan dan penambahan.

Gambar 7. Bentuk Segi Empat
Gambar 8. Bentuk Segi Tiga
Gambar 9. Bentuk Lingkaran
Gambar 10. Pengembangan Bentuk Kombinasi

3. Sirkulasi

a. Definisi Sirkulasi
Adapun definisi sirkulasi adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008:1361), sirkulasi adalah suatu peredaran.
  2. Menurut Cryill M. Haris (1975) menyebutkan bahwa sirkulasi merupakan suatu pola lalu lintas atau pergerakan yang terdapat dalam suatu area atau bangunan. Di dalam bangunan, suatu pola pergerakan memberukan keluwesan, pertimbangan ekonomis, dan fungsional.
  3. Tali yang terlihat dan menghubungkan ruang-ruang dalam suatu bangunan atau tali yang menghubungkan deretan ruang dalam dan ruang luar secara bersama-sama (D.K. Chink, 1973).

Sistem sirkulasi adalah prasaran penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan suatu lahan di atas suatu area dan di dalam bangunan yang mempertimbangkan aspek fungsional, ekonomis, keluwesan dan kenyamanan (Tofani, 2011).

b. Jenis-jenis Sirkulasi
Logi Tofani (2011) dalam laporan tugas akhirnya, menyebutkan pada dasarnya sirkulasi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya, yaitu:
  1. Sirkulasi Manusia: Pergerakan manusia akan mempengaruhi sistem sirkulasi dalam tapak. Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau plaza yang membentuk hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu diperhatikan, antara lain lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu jalan, dan fasilitas penyeberangan (Hari, 2009). Selain itu ada beberapa ciri dari sirkulasi manusia, yakni: 1) kelonggaran dan flaxsibel dalam bergerak, 2) berkecepatan rendah, dan 3) sesuai dengan skala manusia (Tofani, 2011).
  2. Sirkulasi Kendaraan: Aditya Hari (2008) mengungkapkan bahwa secara hierarki sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi 2 jalur, yakni antara lain: 1) jalur distribusi, jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur cepat), dan 2) jalur akses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan.
  3. Sirkulasi Barang: Sirkulsi barang umumnya disatukan atau menumpang pada sistem sirkulasi lainnya. Namun, pada perancangan tapak dengan fungsi tertentu sistem sirkulasi barang menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Contoh sitem sirkulasi barang secara hovizontal dan vertikal adalah lift barang, conveyor belt, jalur troli, dan lain-lain (Rahmah, 2010).
Sistem sirkulasi memiliki dua tujuan, diantaranya yakni (Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):

  1. Mempunyai maksud tertentu dan berorientasi ke tempat tujuan, lebih bersifat langsung. Pemakai mengharapkan bahwa perjalanan dalam system ini akan lebih singkat dan cepat dengan jarak seminimal mungkin.
  2. Bersifat rekreasi dengan waktu tidak menjadi batasan. Kenyamanan dan kenikmatan lebih diutamakan.

Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam merancang suatu sistem sirkulasi pada bangunan yaitu (Tofani, 2011):

  1. Aspek-aspek estetis yang dapat menimbulkan aspek emosional.
  2. Perencanaan yang lebih baik pada tingkat keamanannya.
  3. Kesan estetis pertama yang diperoleh pada daerah sirkulasi banyak berpengaruh terhadap banguna secara keseluruhan.
  4. Pencapaian ke dalam meyebabkan penerimaan bangunan secara keseluruhan akan menarik, menyenangkan dan mengejutkan.
  5. Pola sirkulasi yang tidak efisien tidak hanya mempertimbangkan ukuran, ruang, skala monumental, terbuka dan indah secara visual. tetapi pola sirkulasi harus jelas tanpa penambahan tanda-tanda pengarah orang berjalan.
  6. Pencapaian ke dalam hall yang luas dan menarik dengan melalui sebuah pintu yang tinggi kemudian ke dalam koridor selasar yang bagus akan mengakibatkan nilai bangunan secara keseluruhan menjadi menarik,menyenangkan dan mengejutkan.

c. Pola Sirkulasi
Pola sirkulasi dapat dibagi menjadi tiga, yakni sebagai berkut (Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011):

  1. Linier: Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop). Ciri-ciri pola sirkulasi linier, antara lain (Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):
    • Sirkulasi pergerakan padat bila panjang jalan tak terbatas dan hubungan aktifitas kurang efisien.
    • Gerakan hanya 2 arah dan memiliki arah yang jelas.
    • Cocok untuk sirkulasi terbatas.
    • Perkembangan pembangunan sepanjang jalan.
    • engarahkan sirkulasi pada titik pusat.
      • Gambar 11. Pola Sirkulasi Linear
  2.  Radial: Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama. Ciri-ciri dari pola sirkulasi radial adalah sebagai beriku (Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):
    • Orientasi jelas.
      Masalah yang ditimbulkan merupakan masalah yang sulit di tanggulangi
    • Kurang mengindahkan kondisi alam.
    • Sulit dikombinasikan dengan pola yang lain.
    • Menghasilkan bentuk yang ganjil.
    • Menunjang keberadaan monumen penting.
    • Pergerakan resmi.
    • Mengarahkan sirkulasi pada titik pusat.
      • Gambar 12. Pola Sirkulasi Radial
  3. Pola Grid: Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat. Ciri-ciri pola sirkulasi grid adalah sebagai berikut (Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):
    • Memungkinkan gerakan bebas dalam banyak arah sehingga hubungan aktifitas kompak dan efisien.
    • Menata grid berdasarkan sistem heararki jalan.
    • Penataan bangunan di sisi jalan dengan karakter yang berbeda.
    • Kesan monoton ditanggulangi.
    • Masalah kurang menginahkan kondisi alam sulit ditanggulangi.
    • Masalah kemacetan pada titik simpul ditanggulangi dengan mengatur sirkulasi searah.
    • Akibat dimensi yang sama pada grid secara visual akan menciptakan kesan monoton.
    • Kurang mengindahkan kondisi alam seperti topografi keistimewaan tapak.
    • Semakin jauh dari simpul jalan pergerakan semakin baik namun pada titik simpulnya dapat menimbulkan kemacetan akibat banyak arah sirkulasi yang ditampung pada titik simpul tersebut.
    • Kepadatan gerakan atau sirkulasi lebih mungkin dihindari.
      • Gambar 13. Pola Sirkulasi Grid
  4. Pola Organik: Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang. Ciri-ciri pola sirkulasi organik adalah sebagai berikut (Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):
    • Peka terhadap kondisi alam.
    • Ditandai dengan garis-garis lengkungberliku-liku.
    • Pada tapak yang luas sering membingungkan karena sulit berorientasi.
      • Gambar 14. Pola Sirkulasi Organik
4. Ruang Luar

a. Definisi Ruang
Pengertian ruang atau space berasal dari bahasa Latin, yakni spatium yang berarti ruangan atau luas (extent) dan bahasa Yunani, yaitu tempat (topos) atau lokasi (choros) yang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensional. Kata oikos dalam bahasa Yunani yang berarti pejal, massa dan volume, dekat dengan pengertian ruang dalam arsitektur, sama halnya dengan kata oikos yang berarti ruangan (room) (Hutagalung, 2010). Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional (persepsi), maupun dimensional. Veronika W. Prabawasari (2008) melalui diktat[1] menjelaskan definisi ruang adalah sebagai berikut:
  1. Imanuel Kant berpendapat bahwa ruang bukanlah sesuatu yang obyektif atau nyata, tetapi merupakan sesuatu yang subyektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia.
  2. Plato berpendapat bahwa ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana obyek dan kejadian tertentu berada.
  3. Aristoteles mengatakan bahwa ruang adalah suatu yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah (Hutagulung, 2010).
  4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008:1223), ruang adalah sela-sela antara dua (deret) tiang atau sela-sela antara empat tiang (di bawah kolong rumah).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ruang adalah suatu wadah yang tidak nyata akan tetapi dapat dirasakan oleh manusia. Perasaan persepsi masing-masing individu melalui penglihatanya penciumanya pendengaran dan penafsirannya. Untuk menyatakan bentuk dunianya, manusia menciptakan ruang tersendiri dengan dasar fungsi dan keindahan yang disebut Ruang Arsitektur. Ruang Arsitektur menyangkut (Prabawasari, 2008 ; Hutagalung, 2010):

b. Ruang Dalam
Ruang dalam dibatasi oleh tiga bidang, yaitu alas atau lantal, dinding, dan langit-langit atau atap. Perlu diingat bahwa dalam beberapa hal, ruang dalam sulit untuk dibedakan tiga bidang pembatas yang terjadi, misalnya pada konstruksi shell karena dinding dan atap menjadi satu.

c. Ruang Luar
Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak terbatas. Sebagai lingkungan luar buatan manusia, yang mempunyai arti dan maksud tertentu dan sebagain bagian dari alam Arsitektur tanpa Atap, tetapi dibatasi oleh dua bidang lantai dan dinding atau ruang yang terjadi dengan menggunakan dua elemen pembatas. Hal ini menyebabkan bahwa lantai dan dinding menjadi elemen penting di dalam merencanakan ruang luar (Prabawasari, 2008).

d. Terjadinya Ruang Luar
  1. Ruang Hidup
    • Pengertian dari ruang hidup adalah bentuk yang benar dalam hubungannya dengan ruang-ruang yang bermutu untuk berkomposisi dengan struktur yang direncanakan dengan baik. Harus ada hubungannya dengan karakter, massa dan fungsi dari struktur-struktur seperti itu.
  2. Ruang Mati
    • Ruang mati (death space) dapat disimpulkan sebagai kebalikan daripada ruang hidup, yaitu Ruang yang terbentuk dengan tidak direncanakan, tidak terlingkup dan tidak dapat digunakan dengan baik. (ruang yang terbentuk tidak dengan disengaja atau ruang yang tersisa). Ruang mati bila kita iihat merupakan ruang yang terbuang percuma. Ruang tersebut tanggung bila digunakan untuk suatu kegiatan. Sebab terjadinya tidak direncanakan (Prabawasari, 2008).

Ruang mati dapat pula terjadi karena adanya ruang yang terbentuk antara 2 atau lebih bangunan, yang tidak direncanakan khusus sebagai ruang terbuka. Masalah ruang mati ini dapat dipecahkan atau diubah menjadi ruang hidup bila dalam suatu perencanaan tapak, bangunan-bangunan ditentukan letaknya dengan sebalk-baiknya, dengan memperhatikan fungsi dan keseimbangan serta segi estetis (Prabawasari, 2008).

Struktur dan ruang yang dihubungkan sebaiknya direncanakan dan diperkembangkan bersama-sama sebagai suatu sperpaduan yang mengandung arti kepadatan dan kekosongan kekosongan (soild and void).


e. Ruang Terbuka
Ruang Terbuka pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung kegiatan aktivitas tertentu dari masyarakat baik secara individu atau secara berkelompok. Bentuk dari ruang terbuka ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Batasan Pola Ruang Umum terbuka adalah (Prabawasari, 2008):
  1. Bentuk dasar daripada ruang terbuka di luar bangunan.
  2. Dapat digunakan oieh publik (setiap orang).
  3. Memberi kesempatan untuk macam-macam kegiatan

Contoh ruang terbuka adalah jalan, pedestrian, taman, plaza, lapangan terbang, lapangan olah raga.


Gambar 17. Plaza sebagai Ruang Terbuka

Gambar 18. Pedestrian sebagai Ruang Terbuka
Menurut Ian C. Laurk (dalam Prabawasari, 2008:8) ruang-ruang terbuka dalam lingkungan hidup yaitu Lingkungan alam dan manusia yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  1. Ruang terbuka sebagai sumber produksi, antara lain berupa hutan, perkebunan, pertanian, produksi mineral, petemakan, perairan (reservoir, energi), perikanan dan sebaginya.
  2. Ruang Terbuka sebagai perlindungan terhadap Kekayaan Alam dan Manusia. Misainya cagar alam berupa hutan, kehidupan lautiair, daerah budaya dan bersejarah.

f. Ruang Terbuka Ditinjau dari Kegiatannya.
  1. Ruang terbuka Aktif adalah ruang terbuka yang mengundang unsur-unsur kegiatan di dalamnya, antara lain: bermain, olah raga, upacara, berkomunikasi dan berjalanejalan. Ruang ini dapat berupa: Piaza, lapangan olah raga, tempat bermain, penghijauan di tepi sungai sebagai tempat rekreasi dan lain lain (Prabawasati, 2008 ; Belia, 2010).
  2. Ruang Terbuka Pasif adalah ruang terbuka yang didaiamnya tidak mengandung kegiatan manusia, antara lain berupa penghijauan atau taman sebagai sumber pengudaraan lingkungan, penghijauan sebagai jarak terhadap rel kereta api dan lain lain (Prabawasati, 2008 ; Belia, 2010).

g. Ruang Terbuka Ditinjau dari Bentuknya.
Menurut Rob Meyer (dalam Prabawasari, 2008:9), ruang terbuka (Urban Space) secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
  1. Berbentuk memanjang: Umumnya hanya mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, contohnya: jalanan, sungai dan lain-lain.
  2. Berbentuk mencuat: Yang dimaksud dengan bentuk mencuat adatah ruang terbuka ini mempunyai batas-batas di sekelilingnya, contohnya lapangan, bundaran dan lain-lain.

h. Ruang Terbuka Ditinjau dari Sifatnya.
Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu (Prabawasati, 2008 ; Belia, 2010):

  1. Ruang Terbuka Lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan sifatnya umum. Adapun tata penyusunan ruang‑ ruang terbuka dan ruangeruang tertutupnya akan mempengaruhi keserasian lingkungan.
  2. Ruang Terbuka Bangunan adalah ruang terbuka oieh dinding bangunan dan lantai halaman bangunan. Ruang terbuka ini bersifat umum atau pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya. Pada dasarnya fungsi dari Ruang terbuka dapat kita Iihat dari 2 (dua) sisil yaitu baik dari kegunaannya sendiri maupun fungsinya secara ekologis (berkaitan dengan lingkungannya).

i. Ruang Luar Menurut Kesan Fisiknya.

  1. Ruang Positif.
    • Merupakan suatu ruang terbuka yang diolah dengan perletakkan massa bangunan atau obyek tertentu melingkupinya akan bersifat positif. Biasanya terkandung kepentingan dan kehendak manusia. Ruang positif sama dengan ruang hidup.
  2. Ruang Negatif.
    • Merupakan ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi dengan jelas dan bersifat negatif. Biasanya terjadi secara spontan tanpa kegiatan tertentu. Setiap ruang yang tidak direncanakan, tidak dimaksudkan untuk kegunaan manusia merupakan Ruang Negatif. Ruang negatif sama dengan ruang mati.



5. Referensi


Ashihara, Yoshinobu. 1981. Exterior Design in Architecture. New York: Van Nostrand Reinhold.


Belia, Anes., Solikhah, Ely. 2010. Analisa Alun Alun Kota Tegal 2. Diploma Desain Arsitektur: UNDIP (Tidak dipublikasikan).


D.K. Chink, Francis. 1973. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya, Jakarta: Erlangga.

Hari, Aditya. 2009. Tapak Landscape – Sistem Sirkulasi : What would you do with this Room. Diakses pada 9 April 2014. http://vote-mydaily.blogspot.com/2009/10/tapak-lanskap-sistem-sirkulasi.html

Haris, Cryill M. 1975. Dictionary of Architecture and Construction. New York: McGraw-Hill Company.

Hutagalung, Dedek. 2010. Pengertian Ruang. Diakses pada 12 April 2014. http://dedekbaskom.blogspot.com/2010/06/ruang.html


Laporan Tugas Akhir: Tofani, Logi. 2011. Terminal Imbanagara Kabupaten Ciamis. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Neufert, Ernest. Architect's Data. Second. Dialihbahasakan oleh Sjamsu Amril. Jakarta: Erlangga, 1991.

Prabawasari, V.W., Suparman, Agus. 2008. Tata Ruang Luar. Jakarta: Gunadharma.

Rahmah, Nadiya. 2010. Sistem Sirkulasi Tapak: Nadra’s Note. Diakses pada 10 April 2014. http://nadrasnote.blogspot.com/2010/04/sistem-sirkulasi-tapak.html

Sofyan, Deden Asep. 2010. Jenis-jenis Sirkulasi. Diakses pada 8 April 2014. http://dedenasepsofyan.blogspot.com/2010/02/jenis-jenis-pola-sirkulasi.html

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Yadnya, Dharma. 2012. Konsep Perancangan Tapak. Disampaikan dalam Perkuliahan Teori & Metode Perancangan Arsitektur 2. Denpasar: Tidak diterbitkan.

_________________________________________________
[1] Pendidikan dan penataran, bahan ajar untuk suatu matakuliah yang ditulis dan disusun oleh pengajar matakuliah tersebut.

11 komentar:

Anonim mengatakan...

mana gambarnya? tolong dicarikan pengganti gambar yang telah dihapus terimakasih.

Angga Iswara mengatakan...

Terimakasih sudah cek..

Unknown mengatakan...

kok tidak ada ilustrasi gambarnya?

Angga Iswara mengatakan...

Oh.. terimakasih sudah menginfokan.. mungkin lg eror gambarnya hilang. Secepatnya akan diperbaharui

naura mengatakan...

maaf boleh minta tolong perbaharui gambar? terimakasih byk sblmnya

Unknown mengatakan...

Terima Kasih, artikel ini sangat bermanfaaat. Tolong gambarnya diperbarui yah kak

Unknown mengatakan...

Gambar nya kok nggak kelihatan ya??

muringeblog mengatakan...

Masih g ada gambar

Anonim mengatakan...

kak ini fotonya gabisa kebuka ya..mohon bantuannya

Properti Aku mengatakan...

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Perumahan Syariah - Rumah Syariah

*RUMAH SYARI'AH ISLAMI TANPA BANK DI BABELAN DEKAT KOTA HARAPAN INDAH !*

*"BABELAN SAKINAH RESIDENCE "*
" The Shariah Nature of Living "

_*PELOPOR RUMAH SYARIAH TANPA BANK*_ DI Babelan Kota Harapan Indah Bekasi. Kawasan Primadona Akses dekat perumahan besar KOTA HARAPAN INDAH dan 5 menit Dari Perum. MUTIARA GADING CITY

*MAU BELI KREDIT TANPA BANK DAN TANPA RIBA?.. BISA!!*

Kredit RUMAH ZAMAN NOW itu Harus Bersih Dari Bunga Riba Bank,...In Shaa Alloh lebih berkah dan Nyaman 😊

▶ Type yg tersedia :
Tipe 36/72
Tipe 45/84
Tipe 60/100

FASILITAS ✅
* One gate System
* Jalan Utama 8 meter
* CCTV 24 jam
* Air PDAM
* Taman Bermain
* Sarana Olahraga
* Kolam renang
* Sekolah Islam Terpadu
* Rumah Tahfidz
* Masjid
* Klinik kesehatan

KEUNGGULAN PERUMAHAN BSR :
✅ Lokasi pinggir Jalan Pemda Langsung
✅ Akses menuju Lokasi cor Beton
✅ Lingkungan yg Islami, ( Rumah Tahfidz, TPA, Sekolah Islam )
✅ 10 Menit dari Kota Harapan Indah yang full Fasilitas Publik ( Giant, Ramayana, Courts, Mitra10, Ace, Dealer mobil resmi, Waterpark )
✅ 20 menit dari Rencana Pintu Toll Jorr Cilincing Cibitung
✅ 10 menit ke Pusat Belanja Marakash dan Candrabaga Pondok Ungu
✅ 5 menit ke Wisata Danau Southlake MGC
✅ 30 menit ke Summarecon Bekasi

UNTUK SURVEY LOKASI,,,,,
Hub
0896 4479 8497


*DAPATKAN PENAWARAN MENARIK UNTUK KREDIT DG MUDAH DAN DP TERJANGKAU mulai dari 30 Jt, dg Masa Kredit mulai dari 3 th -15 th*

*info lebih lanjut, Hub 0896 4479 8497

*BUY HOME WITHOUT RIBA*
https://propertiakusyariah.blogspot.com

NurulMaku mengatakan...

Gambarnya dong kak